Page 226 - Dasar dan Pengukuran Listrik Semester 1
P. 226
Pengukuran langsung dan Tak Langsung
Dalam prakteknya, pengukuran besaran listrik untuk keperluan komersial, misalnya
mengukur konsumsi energi listrik yang telah digunakan oleh konsumen (kWh-meter
atau kVAr-meter) dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu pengukuran langsung dan
pengukuran tak langsung.
Pengukuran secara langsung diterapkan pada instalasi ketenagalistrikan tegangan
rendah berskala kecil. Dalam hal ini alat pengukur yang digunakan langsung
dihubungkan dengan beban secara langsung.
Pengukuran secara tak langsung diterapkan pada instalasi ketenaga-listrikan
tegangan rendah/menengah berskala besar. Dalam hal ini alat pengukur yang
digunakan dihubungkan dengan beban secara tidak langsung melainkan melalui trafo
ukur yang terdiri dari trafo arus dan trafo tegangan. Untuk instalasi ketenagalistrikan
tegangan rendah berskala besar biasanya hanya menggunakan trafo arus, sedang
untuk instalasi ketenagalistrikan tegangan menengah/tinggi menggunakan trafo arus
dan trafo tegangan.
Trafo Ukur
Trafo ukur adalah trafo yang didesain khusus untuk keperluan pengukuran listrik.
Ada dua jenis trafo ukur, yaitu tarfo arus (CT) dan trafo tegangan (PT). Karena
fungsinya hanya sebagai alat bantu dalam pengukuran maka tarfo ukur didesain
dengan daya rendah misalnya untuk pemakaian khusus trafo arus 30 VA.
Sesuai SPLN 76-87, trafo arus (CT) harus memiliki arus primer mulai dari 10 A,
12,5 A, 15 A, 20 A, 25 A,30 A, 40 A, 50 A, 60 A, 75 A dan kelipatannya, sedang
arus sekunder CT adalah 1A, 2 A dan 5 A. (kebanyakan 5 A).
Sesuai SPLN 77-87, trafo tegangan (PT) harus memiliki tegangan sekunder sebesar
100 V dengan daya sebesar 10, 15, 25, 30, 50, 75, 100, 150, 200, 300, 400 dan 500
VA.
201
http://hsusanto.blogspot.com